Ulos Mangiring
Ulos Mangiring
Bagi masyarakat suku Batak, ulos adalah kain yang menjadi perlambang cinta kasih sebagai wujud fisik dari doa, harapan, juga syukur yang dipanjatkan.
Dengan berbagai motif yang dikembangkan para leluhur Batak, ulos menjadi salah satu unsur benda yang sangat melekat dalam perjalanan kehidupan setiap orang Batak, dari masa lahir hingga kembali ke penciptanya.
Ulos mangiring memiliki beberapa motif khas yang berbeda, dan ini adalah Mangiring Padang Ursa.
Secara harfiah, 'mangiring' memiliki arti saling beriringan, atau saling berkelanjutan.
Ulos ini umumnya diberikan pihak Ompung atas kelahiran cucunya, terlebih cucu pertama, sebagai simbol rasa syukur atas kelahiran penerusnya dan doa untuk kedatangan cucu/keturunan berikutnya (adik-adik-nya) sebagai teman seiring saling mendampingi di masa depan. Karena itu pula lah Ulos Mangiring sering disebut sebagai ulos Parompa.
Mangiring Padang Ursa disebut demikian untuk menunjukkan bahwa jenis ulos ini berbahankan benang yang lembut seperti lembutnya rerumputan makanan kesukaan dari ursa (rusa). Berbeda dengan ulos lainnya yang melalui proses di-unggas (diberi bahan kanji dalam prosesnya) sehingga terkesan kaku. Proses pengerjaannya jadi lebih rumit dibanding ulos lainnya, sehingga tak banyak lagi yang bisa atau pun mau menenun ulos ini.
Ulos mangiring menjadi ulos yang universal, bisa dipakai oleh anak hingga dewasa, pria atau pun wanita, dalam suasana apapun.
Bisa pula digunakan sebagai selendang, sebagai penutup badan bagian atas atau pun bawah, dan para pria umumnya menggunakannya sebagai ikat kepala karena mudah dibentuk.
Semoga semua makna yang terkandung dalam ulos ini, menjadi seperti doa keberlanjutan penerus kekeluargaan Paryasop, saling beriringan, penuh kelembutan dalam persaudaraan dan universal bisa beradaptasi dengan segala tantangan ke depan.
Selamat bercerita dengan ulos Mangiring Padang Ursa.
Horas dari Rengget, Galeri Tenun Batak by Batikta.
- Trisna Pardede