Motif Cap Sisingamangaraja yang Anda lihat pada koleksi Batikta terinspirasi dari stempel rasmi yang pernah digunakan oleh Sisingamangaraja XII dalam surat-surat kenegaraan. Sejak abad ke-19, beliau menggunakan kertas dan cap logam berbentuk lingkaran sebagai alat legitimasi dalam berkomunikasi, menjadikan stempel tersebut tidak sekadar sebagai tanda tangan tetapi simbol kedaulatan dan otoritas.
Baca Lebih LanjutReferensi
Motif Jengar atau dikenal juga sebagai Jorngom, merupakan salah satu motif tradisional Batak yang sarat makna spiritual. Bentuknya menyerupai wajah raksasa dengan mata besar, gigi mencuat, dan ekspresi garang. Motif ini lazim ditemukan pada bagian tengah tomboman adop-adop (bidang segitiga di depan rumah adat Batak) serta pada halang gordang, bagian depan rumah yang menjadi batas ruang sakral.
Baca Lebih LanjutMotif Desa na Ualu berasal dari ungkapan Batak yang berarti delapan desa atau delapan arah mata angin. Dalam pandangan masyarakat Batak, delapan arah ini bukan sekadar penunjuk arah fisik, tetapi juga melambangkan keseimbangan semesta—tempat berputarnya hidup manusia antara alam, waktu, dan pekerjaan sehari-hari.
Baca Lebih LanjutGorga Batak adalah ukiran atau pahatan tradisional yang biasanya terdapat di dinding rumah bahagian luar dan bagian depan dari rumah-rumah adat Batak. Gorga ini dibuat dengan cara memahat kayu dan mencatnya dengan tiga macam warna, merah-hitam-putih.
Baca Lebih Lanjut